TUGAS KELOPOK : kelompok 12
DOSEN PENGAMPUH :
DOSEN PENGAMPUH :
PENDEKATAN PENANGGULANGAN MASALAH
ANAK

DISUSUN
SUFRENOL : NIM: 15093188-206-0
MUH. RAHMAT : NIM : 15-093188-206-071
WAHYU FAHRI RAMADANA ASRI : NIM :15-093188-206-050
WAHYU FAHRI RAMADANA ASRI : NIM :15-093188-206-050
PROGRAM STUDI S1 PGSD
SEKOLAH TINGGI
ILMU KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
MEGA REZKY MAKASSAR
2016/2017
PENDIDIKAN
MEGA REZKY MAKASSAR
2016/2017
i
KATA PENGANTAR
Memanjatkan
puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas wajib yang dikerjakan secara
berkelompok dalam mata kuliah MENEJEMENT KELAS yang berjudul “Pendekatan Penanggulangan Masalah
Anak ”
dengan harapan kami sebagai penulis makalah ini adalah kita sebagai Pengajar dapat mengetahui, serta memahami
potensi-potensi guru dan juga bagaimana sosok seorang
guru itu menurut para
ahli dan para pakar dan yang terpenting adalah bagaimana sosok
menjadi seorang guru yang baik itu menurut akal dan pikiran yang telah
dititipkan Allah SWT kepada kita. Dan juga kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak Ibu dosen pembimbing, teman-teman dan pihak
lain yang telah mendukung
kami dalam penyusunan
serta pembuatan makalah
ini.
Kami sebagai kelompok 3 sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kritik maupun saran diharapkan dapat diberikan kepada kami
oleh pembaca untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita
semua terutama bagi kami sebagai penuang ide penulisan makalah ini. Terima kasih.
makassar, 15,November,2016
Kelompok 12
|
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
.....................................................................4
A. Latar belakang ..............................................................................5
B. Rumusan masalah .........................................................................5
C. Tujuan ..........................................................................................5
A. Latar belakang ..............................................................................5
B. Rumusan masalah .........................................................................5
C. Tujuan ..........................................................................................5
BAB
II PEMBAHASAN
......................................................................6
A. Jenis Penyimpangan tingkah laku dalam belajar mengajar...........6
B. Pendekatan Dalam Memecahkan Problem Di
Kelas....................10
BAB III PENUTUP .............................................................................16
A. Kesimpulan
..................................................................................16
B. Saran
............................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak
adalah sebagai subjek dari kegiatan pengajaran. Tujuan pengajaran akan tercapai
jika pesrta didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan peserta
didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan.
Bila hanya fisik yang aktif, tetapi fikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai, karena peserta didik
tidak merasakan perubahan dalam diri. Namun, selain peserta didik guru juga
dituntut untuk memahami masalah-masalah yang ditemui peserta didik agar dapat
mempermudah peserta didik untuk memahami bahkan mengamalkan ilmu yang didapat. Guru
professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia
menemukan bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.ada siswa yang
tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar
karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu
guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena
bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut
menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal
yang sangat penting bagi guru atau calon guru. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai jenis penyimpangan tingkah laku dalam masalah individual yang
mengganggu belajar mengajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses
dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya.
C.Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat
dirumuskan sebuah masalah yaitu sebagai berikut:
1.Apa yang dimaksud dengan belajar mengajar ?
1.Apa yang dimaksud dengan belajar mengajar ?
2.Apa saja masalah yang ditemui
dalam belajar mengajar ?
3.Apa yang dimaskud dengan prilaku
menyimpang?
4.Jenis-jenis penyimpangan tingkah
laku dalam belajar?
5.Gejala penyimpangan perilaku pada
anak?
6.Apasaja pendekatan dalam belajar
mengajar ?
D.Tujuan Masalah
Tujuan dari pembahasan makalah ini
diharapkan:
1.Untuk mengetahuai apa yang
dimaksud dengan belajar mengajar.
2.Untuk memahami apa saja masalah yang ditemui dalam belajar mengajar.
3.Untuk mengetahui apa itu prilaku menyimpang, jenis-jenis nya, gejala, dan
pendekatan dalam belajar mengajar.
2.Untuk memahami apa saja masalah yang ditemui dalam belajar mengajar.
3.Untuk mengetahui apa itu prilaku menyimpang, jenis-jenis nya, gejala, dan
pendekatan dalam belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS PENYIMPANGAN TINGKAH LAKU DALAM BELAJAR
MENGAJAR
MENGAJAR
a.Pengertian perilaku menyimpang
Perilaku adalah segala sesuatu yang diperbuat
oleh seseorang atau pengalaman. Ada dua jenis perilaku manusia, yakni perilaku
normal dan perilaku abnormal. Perilaku normal adalah perilaku yang dapat
diterima oleh masyarakat pada umumnya, sedangkan parilaku abnormal adalah
perilaku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak
sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku abnormal ini juga biasa
disebut perilaku menyimpang atau perilaku bermasalah. Apabila anak dapat
melaksanakan tugas perilaku pada masa perkembangannya dengan baik, anak
tersebut dikatakan berperilaku normal.
Masalah muncul apabila anak berperilaku tidak sesuai dengan tugas perkembangannya. Anak yang berperilaku diluar perilaku normal disebut anak yang berperilaku menyimpang (child deviant behavior). Perilaku anak menyimpang memiliki hubungan dengan penyesuaian anak tersebut dengan lingkungannya. Perilaku anak bermasalah atau menyimpang ini muncul karena penyesuaian yang harus dilakukan anak terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang baru. Berarti semakin besar tuntutan dan perubahan semakin besar pula masalah penyesuaian yang dihadapi anak tersebut.
Masalah muncul apabila anak berperilaku tidak sesuai dengan tugas perkembangannya. Anak yang berperilaku diluar perilaku normal disebut anak yang berperilaku menyimpang (child deviant behavior). Perilaku anak menyimpang memiliki hubungan dengan penyesuaian anak tersebut dengan lingkungannya. Perilaku anak bermasalah atau menyimpang ini muncul karena penyesuaian yang harus dilakukan anak terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang baru. Berarti semakin besar tuntutan dan perubahan semakin besar pula masalah penyesuaian yang dihadapi anak tersebut.
Perilaku menyimpang adalah suatu
persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu
destruktif atau mengganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku
agresif atau pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan
teman, yang merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar anak dan
hal itu termasuk perilaku bermasalah.
Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab anak yang bermasalah biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Walaupun gejala perilaku bermasalah di sekolah itu mungkin hanya tampak pada sebagian anak, pada dasarnya setiap anak memiliki masalah-masalah emosional dan penyesuaian sosial. Masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah atau menyimpang yang kronis.
Guru perlu memahami perilaku bermasalah ini sebab anak yang bermasalah biasanya tampak di dalam kelas dan bahkan dia menampakkan perilaku bermasalah itu di dalam keseluruhan interaksi dengan lingkungannya. Walaupun gejala perilaku bermasalah di sekolah itu mungkin hanya tampak pada sebagian anak, pada dasarnya setiap anak memiliki masalah-masalah emosional dan penyesuaian sosial. Masalah itu tidak selamanya menimbulkan perilaku bermasalah atau menyimpang yang kronis.
Guru sering kali menanggapi perilaku
anak yang bermasalah atau menyimpang dengan memberikan perlakuan secara
langsung dan drastis yang tidak jarang dinyatakan dalam bentuk hukuman fisik.
Cara atau pendekatan seperti ini sering kali tidak membawa hasil yang
diharapkan karena perlakuan tersebut tidak didasarkan kepada pemahaman apa yang
ada dibalik perilaku bermasalah. Sekalipun demikian pemahaman terhadap perilaku
bermasalah bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan guru.
b. Gejala Penyimpangan Perilaku pada Anak
Gejala penyimpangan perilaku
anak merupakan tanda-tanda munculnya perilaku menyimpang pada anak.
Gejala-gejala penyimpangan perilaku anak merupakan perbuatan atau atau perilaku
anak yang dapat menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami penyimpangan
perilaku yang bersangkutan. Secara umum gejala ini berasal dari dalam
diri anak dan dari lingkungan sekitar.
Gejala penyimpangan perilaku dari
dalam diri anak muncul akibat ketidakmampuan anak tersebut untuk menyesuaikan
diri terhadap lingkungan di mana ia berada. Hal tersebut juga akan
mengakibatkan anak berperilaku mundur ke perilaku yang sebelumnya ia lalui.
Sedangkan gejala penyimpangan perilaku pada anak yang berasal dari lingkungan
sekitar menurut antara lain pandangan orang tua dan guru terhadap perilaku
anak, pola perilaku sosial yang buruk yang berkembang di rumah, lingkungan
rumah kurang memberikan model perilaku untuk ditiru, kurang motivasi untuk
belajar melakukan penyesuaian sosial, dan anak tidak mendapatkan bimbingan dan
bantuan yang cukup dalam proses belajar.
c. Jenis-jenis penyimpangan tingkah laku siswa dalam belajar mengajar
a).Rasionalisasi
Rasionalisasi dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut “memberikan alasan”. Memberikan alasan yang dimaksud adalah memberikan penjelasan atas perilaku
a).Rasionalisasi
Rasionalisasi dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut “memberikan alasan”. Memberikan alasan yang dimaksud adalah memberikan penjelasan atas perilaku
yang dilakukan oleh individu dan
penjelasan tersebut biasanya cukup logis dan rasional tetapi pada dasarnya apa
yang dijelaskan itu bukan merupakan penyebab
nyata karena dengan penjelasan
tersebut sebenarnya individu bermaksud menyembunyikan latar belakang
perilakunya
b.)Sifat Bermusuhan
Sikap individu yang menganggap
individu lain sebagai musuh/saingan. Sikap bermusuhan ini tampak dalam perilaku
agresif, menyerang, mengganggu, bersaing dan mengancam lingkungan.
c.) Menghukum diri sendiri
Perilaku menghukum diri sendiri terjadi karena
individu merasa cemas bahwa orang lain tidak akan menyukai dia sekiranya dia
mengkritik orang lain. Orang seperti ini memiliki kebutuhan untuk diakui dan
disukai amat kuat.
d.) Refresi/penekanan
d.) Refresi/penekanan
Refresi ditunjukkan dalam bentuk menyembunyikan dan menekan penyebab
yang sebenarnya ke luar batas kesadaran. Individu berupaya melupakan hal-hal
yang menimbulkan penderitaan hidupnya.
e.) Konformitas
Perilaku
ini ditunjukkan dalam bentuk menyelamatkan diri dari perasaan tertekan atau
bersalah terhadap pemenuhan harapan orang lain. Tujuan anak melakukan hal ini
agar ia terhindar dari perasaan cemas.
f.) Sinis
Perilaku ini muncul dari ketidakberdayaan
individu untuk berbuat atau berbicara dalam kelompok. Ketidakberdayaan ini
membuat dirinya khawatir dan cenderung
menghindar dari penilaian orang lain.
Semua perilaku mekanisme pertahanan diri di atas mempunyai karakteristik. Karakteristik
tersebut antara lain:
1)
menolak, memalsukan, atau mengacaukan kenyataan.
2) dilakukan tanpa menyadari latar
belakang perilaku tersebut. Pola perilaku
pertahanan diri ini cenderung kepada pengurangan kecemasan dan bukan
pemecahan masalah yang menjadi dasar penyebab kecemasan itu.
pertahanan diri ini cenderung kepada pengurangan kecemasan dan bukan
pemecahan masalah yang menjadi dasar penyebab kecemasan itu.
B. PENDEKATAN DALAM MEMECAHKAN PROBLEM DI KELAS
Dalam mengajar, guru harus pandai
menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa
merugikan anak. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu
dengan segala perbedaan, sehingga mudah dalam melakukan pendekatan dalam
pembelajaran. Berikut maca-macam pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru :
a.
Pendekatan individual
Di kelas ada sekelompok peserta didik.
Mereka duduk dikursi masing-masing dan mereka belajar dengan gaya berbeda-beda,
perilaku mereka juga berbeda-beda. Perbedaan individu peserta didik yang
berbeda ini memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus
memperhatikan perbedaan peserta didik pada aspek individual ini. Dengan kata
lain guru harus melakukan pendekatan individual
dalam strategi belajar mengajar. Jadi
pendekatan individual adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan
memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual masing-masing.
b.
Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu waktu
diperlukan dan perlu digukan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial
peserta didik. Hal ini di sadari bahwa peserta didik adalah sejenis makhluk
homo socius, yakni makhluk berkecenderungan untuk hidup bersama. Dengan
penekanan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkembangkan rasa sosial
yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada pada diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial di kelas. Dan mereka sadar bahwa hidup ini saling
ketergantungan, tidak ada makhluk hidup yang terus menerus berdiri sendiri
tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari atau
tidak disadari.
Jadi pendekatan kelompok adalah
pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial. Misalnya anak
didik dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dengan kelompok sehingga akan menyadari
bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan
ikhlas mau membantu mereka yang kekurangan. Sebaliknya mereka yang mempunyai
kekurangan dengan rela
hati mau belajar dari mereka yang
mempunyai kelebihan tanpa rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi di
kelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar yang optimal serta
anak didik menjadi aktif, kreatif dan mandiri.
c. Pendekatan bervariasi
c. Pendekatan bervariasi
Permasalahan yang dihadapi anak didik
biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pendidik akan lebih tepat
dengan menggunakan pendekatan bervariasi pula. Misalnya anak didik yang tidak
disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda cara pemecahannya/
penyelesaiannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.
Pendekatan bervariasi bertolak dari
konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam
belajar adalah bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
pengajaran adalah berbagai motif sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan
untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang
dapat guru gunakan untuk kepentingan pengajaran.
Jadi pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
Jadi pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut. Misalnya permasalahan anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan berbeda cara pemecahannya dan
menghendaki pendekatan yang berbeda
pula. Demikian juga halnya terhadap anak didik yang membuat keributan. Di sini
guru dapat menggunakan teknik pemecahan masalah dengan pendekatan variasi.
d.
Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam
pendidikan dan pengajaran dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena maksud
lain, seperti dendam, gengsi, ingin di takuti, dan lain-lain. Setiap tindakan,
sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan dan bertujuan
mendidik peserta didik agar menghargai norma hukum, norma asusila, norma moral,
norma sosial dan norma agama.
e.
Pendekatan pengalaman
Belajar dari pengalaman adalah lebih
baik, dari sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Belajar adalah
kenyataan yang ditunjukan dengan kegiatan fisik. Menurut withesington ,
ciri-ciri pengalaman yang edukatif adalah berpusat pada suatu tujuan yang
berarti bagi anak, kontinu dengan kehidupan anak, intruksif dengan lingkungan,
dan menambah integrasi anak.
f.
Pendekatan pembiasaan
Pembiasaan adalah pendidikan bagi anak
yang masil kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan kebiasaan itulah
akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak di kemudian hari. Stephen R.
Covey, pengarang buku The 7 Habits of Effective people dalam buku Aunurrahman ,
mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan,
keterampilan, dan keinginan.
Pengetahuan adalah paradigma teoritis,
apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana
melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi untuk melakukan. Agar sesuatu bisa
menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita hurus memiliki ketigannya.
g.
Pendekatan emosional
Emosi adalah gejala kejiwaan yang ada
dalam diri seseorang. Emosi berhubungan dengan masalah perasaan. Perasaan
rohaniah didalamnya ada perasaan intelektual, perasaan esteris, perasaan etis,
perasaan sosial, dan persaan harga diri.
h.
Pendekatan rasional
Manusia adalah makhluk yang sempurna,
yang Allah ciptakan, karena manusia berbeda. Letak perbedaannya adalah terdapat
pada akal. Di sekolah peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan. Perkembangan
berfikir peserta didik dibimbing kearah yang lebih baik, sesuai dengan tingkat
peserta didik, usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan
perasaan pada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama.
i.
Pendekatan fungsional
Ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh
peserta didik di sekolah bukan hanya pengisi otak, tetapi diharapkan bagi
kehidupan individu maupun sebagai makhluk sosial. Dalam hal ini ada beberapa
metode mengajar yang dipertimbangkan, antara lain adalah metode latihan,
pemberian tugas, ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi.
j.
Pendekatan keagamaan
Dengan penetapan prinsip-prisip
mengajar seperti prinsip kolerasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan
pesan-pesan keagamaan, untuk semua mata pelajaran umum.
k.
Pendekatan kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan
dan memahami gagasan pikiran, pendapat
dan perasaan secara lisan maupun
tulisan.
Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata).
Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan,
pikiran, pendapat dan perasaan).
Dalam rangka penguasaan bahasa inggris tidak bisa diabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa adalah salah satu contoh disebabkannya kurang tepatnya pendekatan yang
Dalam rangka penguasaan bahasa inggris tidak bisa diabaikan masalah pendekatan yang harus digunakan dalam proses belajar mengajar. Kegagalan penguasaan bahasa adalah salah satu contoh disebabkannya kurang tepatnya pendekatan yang
digunakan oleh guru.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dilihat dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku menyimpang adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu destruktif atau mengganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku agresif atau pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan teman, yang merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar anak dan hal itu termasuk perilaku bermasalah. Banyak pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru dalam memecahkan problem di kelas, antara lain : pendekatan individual, kelompok, edukatif, keagamaan, dan masih banyak lagi pendekatan yang bisa dipergunakan guru dalam mengatasi problem di kelas.
Dilihat dari penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku menyimpang adalah suatu persoalan yang harus menjadi kepedulian guru, bukan semata-mata perilaku itu destruktif atau mengganggu proses pembelajaran, melainkan suatu bentuk perilaku agresif atau pasif yang dapat menimbulkan kesulitan dalam bekerja sama dengan teman, yang merupakan perilaku yang dapat menimbulkan masalah belajar anak dan hal itu termasuk perilaku bermasalah. Banyak pendekatan yang bisa dilakukan oleh guru dalam memecahkan problem di kelas, antara lain : pendekatan individual, kelompok, edukatif, keagamaan, dan masih banyak lagi pendekatan yang bisa dipergunakan guru dalam mengatasi problem di kelas.
B.Saran
Melalui makalah ini semoga dapat memberikan kita pengetahuan baru untuk membantu bagaimana cara memahami kemudian memberikan solusi dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan masalah yang datang pada peserta didik. Sebagai calon guru, kita harus mengerti karakter siswa yang kita didik. Jadi ketika peerta didik kita mengalami masalah dalam belajar, kita dapat mengetahui langkah apa yang akan kita ambil, pendekatan apa yang akan kita pakai untuk mengatasi
Melalui makalah ini semoga dapat memberikan kita pengetahuan baru untuk membantu bagaimana cara memahami kemudian memberikan solusi dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan masalah yang datang pada peserta didik. Sebagai calon guru, kita harus mengerti karakter siswa yang kita didik. Jadi ketika peerta didik kita mengalami masalah dalam belajar, kita dapat mengetahui langkah apa yang akan kita ambil, pendekatan apa yang akan kita pakai untuk mengatasi
problem tersebut
DAFTAR PUSTAKA
1.M.Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
2.Aunurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Al-fabeta.
3.Akla.2004.Strategi Belajar Mengajar.Metro: STAIN JUSI Metro.
4.Hurlock, Elizabeth. B. 2004. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
5.Darwis, Abu. 2006. Perilaku Menyimpang Murid SD. Jakarta.
6.Bahri Djamarah, Saiful. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta : Rineka cipta.
1.M.Dalyono.2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
2.Aunurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung Al-fabeta.
3.Akla.2004.Strategi Belajar Mengajar.Metro: STAIN JUSI Metro.
4.Hurlock, Elizabeth. B. 2004. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
5.Darwis, Abu. 2006. Perilaku Menyimpang Murid SD. Jakarta.
6.Bahri Djamarah, Saiful. 2010. Strategi belajar mengajar. Jakarta : Rineka cipta.